Bagaikan bumi ini yang setiap saat berubah, maka IMM Malang pun terus menerus berevolusi untuk mencapai sebuah kesempurnaan. Walaupun dalam faktanya tidak sedikit memori yang mengenangkan bahwa dalam mencapai kesempurnaan tidak sedikit moment-moment buruk dan menyedihkan yang telah dilalui. Seperti sebuah judul lagu “persahabatan bagai kepompong”, IMM juga terus berusaha mempercantik diri baik dari segi kualitas maupun kuantitas sebagai usaha untuk menjadi seekor kupu-kupu cantik yang dikagumi dan diterima, bahkan dibutuhkan oleh dan di seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat UIN.
Sejarah telah melukiskan bahwa perjalanan IMM UIN Malang mulai dapat kita tapaki jauh sebelum adanya forum Ukhuwah Mahasiswa Muhammadiyah (UMAM) pada tahun 1994 yang dirintis oleh beberapa orang aktivis IRM yang merasa prihatin terhadap kondisi kampus yang tidak memiliki wadah khusus untuk mahasiswa Muhammadiyah yang menyuarakan aspirasi dan kreativitas para kader generasi penerus persyarikatan Muhammadiyah di kampus IAIN Malang yang kini telah bermetamorfosis menjadi “kupu-kupu” UIN Malang.
Periode pertama
Dalam sejarahnya, UMAM memproklamirkan dan melegalkan diri menjadi salah satu ortom Muhammadiyah dengan cara meleburkan diri dengan IMM yang statusnya jelas telah diakui secara resmi sebagai ortom Muhammadiyah sehingga pada tahun 1990 resmilah UMAM menjadi IMM Komisariat Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang yang diketuai oleh Immawan Arif Lukman Hakim (Tarbiyah 1990) dengan sekretaris umum Immawan Agus Sholichin (Tarbiyah 1990).
Periode kedua
IMM mulai mengadakan kaderisasi untuk pertama kalinya pada periode kepengurusan yang diketuai oleh Immawan Sugiono (Tarbiyah 1994) dengan sekretaris umum Immawan Khoirul Asfa’in (Pend. Bahasa Arab 1994). Juga terjadi suatu sejarah penting, yaitu perubahan status dari IMM Komisariat fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang menjadi Koordinator Komisariat IMM IAIN Sunan Ampel Malang dengan memiliki 2 komisariat, yaitu komisariat Tarbiyah dan komisariat Kependidikan Bahasa Arab, walaupun dalam praksisnya kedua komisariat ini belum berfungsi sebagaimana mestinya.
Periode ketiga
Dalam periode kepengurusan selanjutnya, IMM korkom UIN Malang mulai menggarap lahan baru selain proses kaderisasi. Dibawah kepemimpinan Immawan Sugiono (Tarbiyah 1994) dan sekum Immawan Khoirul Asfa’in (Pend. Bahasa Arab 1995) mulai menapak visi baru dengan berkonsentrasi pada bagaimana IMM bisa melakukan aktualisasi institusional eksternal dengan harapan menjadikan IMM sebagai organisasi public yang mengkomunal. Pada periode kepengurusan ini juga terjadi sebuah sejarah besar bagi IAIN yang berhasil meningkatkan mutu harga dirinya menjadi STAIN. Dengan demikian terjadi pula penyesuaian nama dalam tubuh IMM baik komisariat maupun Korkom IAIN Malang menjadi komisariat Psikologi dan komisariat Tarbiyah STAIN Malang, serta IMM korkom STAIN Malang.
Periode keempat
Periode kepengurusan selanjutnya dipegang oleh Immawan Khairun Asfa’in (Pend. Bahasa Arab 1995) dengan sekretaris umum Immawan Nur Kholis Kholahuddin (Bahasa Arab 1997). Setelah melakukan ekspansi eksternal pada periode sebelumnya maka pada periode ini pengurus lebih menekankan pada pengembangan internal dan institusi kedalam, yang berorientasi pada penciptaan komunialitas sistemik yang memadai bagi eksternalisasi dan ekspansi institusi di kemudian hari.
Periode kelima
Penguatan identitas serta penataan sistematik ikatan menjadi titik tekan periode kepengurusan kelima yang diketuai oleh Immawan Nur Kholis Kholahuddin (Bahasa Arab 1997) dan sekretaris Immawan Ridho Fatawi (Bahasa Inggris 1997) sebagai pengurus korkom STAIN Malang dengan aktualisasi dalam bentuk penekanan identitas kemuhammadiyahan kader ikatan. Sedangkan penataan sistemik dilakukan salah satunya dengan mengkongkritkan keberadaan komisariat yang dulunya secara defacto tidak ada. Pengakuan secara defacto ini dibuktikan dengan terbentuknya 2 kepengurusan komisariat STAIN Malang pada periode ini, yaitu komisariat bahasa dengan nama Angho Saxon yang diketuai oleh Immawan Rif’an Junaidi (Sastra Arab 1997) dan sekretaris umum Immawan Hasan Asy’ari (Bahasa Inggris 1997). Dan komisariat Tarbiyah yang terkenal dengan nama komisariat Ibnu Rusyd dengan ketua umum Immawan Abdul Afif (Peradilan Agama Islam1999) dan sekretaris umum Immawan Muhammad Mujib Tarbiyah 1998).
Periode keenam
Pada periode ke 6 ini untuk pertama kalinya dalam sejarah komisariat Tarbiyah Ibnu Rusyd kepemimpinan IMM dipegang oleh seorang immawati, yaitu Immawati Rifa Faizati (Biologi 1999) dengan sekretaris umum Immawan Ahmad Syarif (Tarbiyah 1999). Sedangkan komisariat bahasa (Angho Saxon) diketuai oleh Immawan Erfai (Sastra Arab 2000) dan sekretaris umum Immawati Iin Indayati (Psikologi 200). Pada periode ini kepengurusan menitiktekankan pada pengambangan ikatan dalam sisi eksternalisasi ikatan keluar dengan tidak melupakan penguatan sistematik internal.
[
Periode ketujuh
Peleburan 2 komisariat dan 1 korkom menjadi 1 komisariat karena dirasa kurang efektif dalam pengembangan kualitas kader terjadi pada periode kepengurusan yang ke 7. Dengan menitiktekankan pada perekayasaan kualitas kader demi menciptakan intelektual organic ideal yang diprofilkan. Sejarah penting kampus lagi-lagi terjadi pada periode ini, yakni perubahan status dari STAIN menjadi level yang cukup bergengsi yaitu UIIS, oleh karena itu terjadi pula perubahan pada tubuh IMM STAIN menjadi IMM komisariat UIIS yang diketuai oleh Immawan Hasan Asy’ari (Bahas Inggris 1999) dengan sekretaris umum Immawan Ali Rohman (Syari’ah 2000).
Periode kedelapan
Dengan status yang masih sama dengan periode sebelumnya, terjadi lagi sejarah penting kampus. Perubahan yang sangat signifikan terlihat dari perubahan UIIS yang telah mencapai klimaks metamorfosis menjadi UIN Malang. Sehingga IMM UIIS pun menyesuaikan diri dengan status kampus menjadi IMM UIN. Pada periode ini tampuk kepemimpinan diketuai oleh Immawan Erfa’I (Sastra Arab 2000) dan sekretaris umum Immawan Abror Rif’an (Bahasa Inggris 2001). Dibawah tampuk kepemimpinan Immawan Erfa’i ini hubungan organisasi secara eksternal terhadap organisasi-organisasi ekstra lain di lingkup kampus cukup baik, sehingga pada masa ini IMM dikenal oleh kalangan civitas akademika UIN Malang disamping itu posisi IMM mulai diperhitungkan dan disegani oleh OMEK lain.
Periode kesembilan
Pada periode selanjutnya, periodesasi kepemimpinan terputus karena tidak adanya SDM pada angkatan tersebut yang seharusnya menggantikan periodesasi kepemimpinan IMM UIN Malang. Akan tetapi demi perjalanan dan sepak terjang organisasi maka tampuk kepemimpinan IMM UIN Malang diserahkan pada angkatan selanjutnya, yang diketuai oleh Immawan Abdul Aziz (Ekonomi 2002) dengan sekretaris umum Immawan Ahmad Syuja’ (Ekonomi 2002).
Periode kesepuluh
Karena tidak adanya SDM pada periode selanjutnya, yang mengharuskan periode ini untuk memegang tampuk kepemimpinan IMM, maka pada periode kepengurusab ke 11 kembali dipegang oleh periode sebelumnya. Hanya saja terjadi perubahan dalam struktur organisasinya yang diketuai oleh Immawan M. Abdul Rofiq Riziqi (PAI 2002) dengan Sekretaris umum Immawan Wasis Tri Wahyudi (PAI 2002). Pada periode ini mulai digagas untuk mengembangkan kembali IMM UIN Malang. Akan tetapi karena melihat kondisi yang tidak memungkinkan, maka keinginan mulia tersebut hanya menjadi angan-angan abu-abu, walaupun grand narasi telah dicetuskan pada periode ini.
Periode kesebelas
Setelah mengalami perubahan nama berkali-kali karena menyesuaikan dengan status kampus, maka tampuk kepemimpinan periode ini diketuai oleh Immawan Taufiqurrahman (Bahasa Inggris 2003) dan sekretaris umum Immawan Said Al-Falahi (Syari’ah 2003). Seiring dengan berjalannya waktu, dikarenakan dan juga dirasa ada suatu kendala yang bias melemahkan sepak terjang IMM UIN Malang, maka dirasa perlu adanya pergeseran dalam kepengurusan yang direalisasikan dalam bentuk reshuffle, sehingga terjadi pergeseran kepengurusan yang salah satu hasilnya adalah pergeseran posisi sekretaris umum yang dipegang oleh Immawan Nurdyansyah (IPS 2004). Pada periode ini terjadi pula sejarah awal dikumpulkan dan dipertemukannya alumni-alumni IMM komisariat “NIHILIS” UIN sejak awal berdiri, serta dibentuk dan diresmikannya FOKAL IMM UIN Malang sebagai forum komunikasi para kakanda kakandi IMM UIN Malang yang diketuai oleh Kakanda Lukmanul Hakim, pioner IMM IAIN Sunan Ampel Malang. Pada periode ini terjadi pula sejarah penting bagi IMM “Nihilis” UIN Malang, yaitu disepakatinya pengembangan organisasi sebagai bentuk eksistensi dan dinamisasi organisasi, maka pada agenda MUSYKOM 2007 di SMP M 01 Oro- Oro Dowo dibentuk dan didirikan dua komisariat, yaitu Komisariat fakultas SAINTEK, Psikologi, dan Ekonomi yang disepakati dengan nama IMM Komisariat “REVIVALIS”, dan Komisariat Tarbiyah, Syari’ah dan Humaniora dan Budaya yang disepakati dengan nama IMM Komisariat “PELOPOR”.
Periode keduabelas
Tahun 2007 merupakan awal periode kepengurusan komisariat “PELOPOR” yang diketuai oleh Immawan Nurdyansyah (IPS 2004) dan sekretaris umum Immawan Ahmad Mundir (PAI 2004). Pada periode ini arah kebijakan lebih dititik beratkan pada pencitraan keluar, baik internal maupun eksternal kampus. Salah satu terobosan yang dilakukan pada periode ini adalah dengan diselenggarakannya Workshop Guru “PTK” tingkat SLTP/ MTs dan SLTA/ MA se- Jawa Timur dengan tema “Implementasi ‘PTK’ Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru” yang diikuti oleh 30 tenaga pendidik dari berbagai daerah. Meskipun demikian, pada periode ini kegiatan-kegiatan internal organisasi tetap diperhatikan. Pada periode ini, karena dirasa pentingnya sebuah komunikasi dan silaturrahim sesama saudara IMM UIN Malang, maka mulai dibentuk kembali Koordinator Komisariat (KORKOM) sebagai penjembatan antar 2 komisariat yang ada di UIN, yaitu Komisariat “Revivalis” dan Komisariat “Pelopor”, yang diketuai oleh Immawan Taufiqurrahman (Bahasa Inggris 2003) dan sekretaris umum Immawati Intiha’ul Khiyaroh (PAI 2003).
Periode ketigabelas
Pada saat ini, ketika arus persaingan antar organisasi sangat terasa, maka IMM komisariat “PELOPOR” yang diketuai oleh Immawati Ummu Imaaroti Ainin (PAI 2005) dan sekretaris umum Immawan Bahak Uddin By Arifin (IPS 2006) lebih menitikberatkan pada kekuatan internal komisariat IMM “PELOPOR” yang di aplikasikan dengan penguatan basic keintelektualan internal kader dalam rangka penguatan dan persiapan kader menghadapi tantangan organisasi kedepan yang lebih terjal dan berliku.
Setitik tanda yang hilang akan menghalangi kita menuju tujuan. Sejarah telah mengukir semua peristiwa. Sejarah memang hanya sebuah tulisan mati, namun nilai yang terkandung melebihi harta karun peninggalan Qorun. Kegagalan tidak akan lagi terulang untuk kesekian kalinya jika kita menghargai sejarah. SELAMAT DATANG PARA PEJUANG MUDA, semoga cita-cita yang telah tercapai menjadi inspirasi dan penyemangat bagi para kader muda untuk terus mempertahankan dan memperjuangkan IMM ke depan lebih baik demi kejayaan ikatan.
Periode ke empatbelas
Mei 2009, sejarah baru kembali dukirkan oleh IMM UIN Malang (sekarang telah berubah menjadi IMM Maulana Malik Ibrahim Malang), IMM komisariat “PELOPOR” UIN Malang yang dahulu terdiri dari kumpulan Mahasiswa yang terkolaborasi dari Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah dan Fakultas Humaniora Budaya, dengan IMM Komisariat “REVIVALIS” UIN Malang yang terdiri dari Mahasiswa Fakultas Saintek, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Psikologi kembali harus mengalami perombakan kader.
Dengan berbekal niat dan kerja keras serta perjuangan yang cukup menguras segala macam intrik perdebatan kebijakan dari berbagai pihak mulai dari pembicaraan mengenai kuantitas dan kualitas kader IMM UIN Malang, tepatnya pada MUSYKOM 2009 di SMA Muhammadiyah 1 Tlogo Mas Malang, tercetuslah kembali satu komisariat baru yang diberi nama IMM Komisariat “REFORMER” yang terdiri dari Fakultas Humaniora Budaya dan Fakultas Psikologi.
PELOPOR 2009 tampil dengan wajah baru, yang mulanya terdiri atas Fakultas Tarbiyah, Syariah dan Humaniora Budaya, kini berubah menjadi Fakultas Tarbiyah dan Syariah saja. Dengan dipelopori oleh Imm. Badrud Tamam (IPS 2006) sebagai Ketua umum dan Imm.Nur Hasanah (PAI 2007) sebagai sekretaris umum, IMM Komisariat “PELOPOR” diharapkan mampu lebih baik dan berkemabang dari periode-periode sebelumnya.
Pada periode ini arah kebijakan lebih difokuskan pada 2 kategori umum yaitu Rekonstruksi intelektualitas serta solidaritas kader dan Revitalisasi Pencitraan organisasi. Meskipun tantangan yang akan dihadapi dalam masa kepengurusan ke depan akan semakin sulit, Namun dengan berbekal Bismillahirrahmanirrahim IMM Komisariat “PELOPOR” UIN Maliki Malang Periode 2009 akan selalu berjuang demi terciptanya tujuan Organisasi.
Terus ukir sejarah. Ukir sejarah membelah cakrawala. Jangan pernah berhenti karena tiada pena. Sejarah yang terukir dengan darah akan terasa lebih bermakna dan sempurna.