Mata Tuhan

Sungguh Ironis, ditengah bangsa yang tengah porak-poranda seperti Indonesia ini, dimana kemiskinan dan kebodohan masih merajalela, kasus-kasus yang mencoret muka bangsa masih saja terjadi. Salah satu yang membuat kita harus menundukkan kepala dan mengelus dada adalah kasus Korupsi yang kian merajalela melanda negeri ini. Tidak tanggung-tanggung, pelakunya sebagian besar adalah elite bangsa sendiri yang notabene adalah pemimpin rakyat.

Dan akan sangat memprihatinkan lagi jika yang melakukan tindakan korup tersebut adalah seorang Muslim. Karena bagaimanapun juga, umat Islam telah diajarkan jika Tuhan itu adalah maha melihat (Bashar) dan itu termaktub dalam Asmaul Husna. Lalu, jika ada seorang Muslim melakukan sesuatu tindakan buruk dan dia merasa tenang saja, maka secara tidak langsung telah mengingkari sifat Tuhan tersebut.

Saya jadi teringat sebuah ayat yang tertulis dalam Al Quran, yaitu surat Al Hasyr ayat 19 yang berbunyi “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” Ayat yang sederhana, dan saya kira itulah yang selama ini terjadi di Negara ini. Negara yang mayoritas adalah Muslim, namun ternyata tingkat korupsinya sangat tinggi. Tentu hal tersebut sangat berlawanan, harusnya Negara dengan mayoritas Muslim itu, akhlaknya semakin baik, dan kalau akhlaknya semakin baik otomatis Negara akan damai dan sejahtera. Namun faktanya tidak seperti itu.

Tuhan, menuliskan dalam surat Al Hasyr tersebut dengan sebutan “orang yang lupa” lalu Tuhan menjadikannya “lupa terhadap mereka sendiri”. Bukankah itu sesuai dengan fakta yang terjadi di Indonesia ini? Bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim ini telah lupa dengan Tuhannya. Wujud dari kelupaan tersebut adalah dengan melakukan tindakan buruk seperti korupsi. Karena manusia telah melupakan Tuhannya, maka Tuhan menjadikan mereka lupa terhadap dirinya sendiri. Dan buktinya Indonesia telah lupa terhadap dirinya sendiri. Lupa kalau mayoritasnya Islam, dimana Islam diturunkan adalah untuk memperbaiki akhlak, bukan malah membobrokkan akhlak dengan melakukan korupsi.

Dan lebih lucu lagi ketika para oknum korup, khususnya yang Muslim lantas takut dengan KPK. Takut kalau disadap, takut kalau diintai, bahkan takut kalau ditangkap. Maka agar bisa korupsi, segala cara dilakukan. Misalkan dengan tidak menggunakan alat komunikasi ketika berhubungan, membuat rekening-rekening baru yang diatas namakan orang lain ketika melakukan aksinya, hingga membuat rekayasa palsu yang mengaburkan fakta yang sebenarnya.

Jika moral Pejabat bangsa seperti itu, maka harapan akan Negara yang adil dan sejahtera saya kira hanya kan menjadi mimpi-mimpi semu disiang bolong. Dan harapan mimpi tersebut akan terealisasi akan sangat menipis bahkan tak bercela. Maka siap-siaplah jika beberapa tahun kedepan, kasus kemiskinan dan kebodohan akan kian dasyat melanda bangsa ini.

Jika saja manusia, khususnya para Pejabat yang akan, sedang, atau telah Korupsi sudi sedikit saja mengingat jika dirinya yakin akan eksistensi Tuhan. Maka saya kira mereka harus berfikir dua kali untuk melakukan hal-hal buruk seperti korupsi. Karena Tuhan itu Bashar ( maha melihat), setiap detik kita tak pernah luput dari pandangnnya, dari sadapannya. Tak perlu takut menunggu KPK, karena sebenarnya Tuhan itu sudah lebih dari sekedar KPK.

Bangsa ini harus berbenah diri, eling jika kita adalah Bangsa Beradab yang dibangun atas budaya luhur dari Timur, ingat jika kita Mayoritas adalah Muslim yang seharusnya mengajarkan tentang moral yang baik seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad. Karena kita tahu, dimanapun kita berada disana pula ada “mata Tuhan” yang melihat dan mengintai segala gerak-gerik kita. Wallohu’alam