Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hindia-Belanda(Saat ini Indonesia 1945-Sekarang 2012) pada masa penjajahan Belanda
yang memiliki paham kapitalisme materialistik & kekuasaan yang tiranik, menjajah selama
3,5 abad. Produksifitas rakyat Indonesia hanya bisa dinikmati oleh sang neo-liberal yang
kemaruk harta dan senantiasa selalu menindas kaum pribumi kelas bawah. Kebodohan dan
lemahnya moral itulah satu kunci pokok kehancuran suatu bangsa, maka Belanda mensiasati
supaya para kaum pribumi tetap bodoh dan melarat supaya tidak ada perlawanan pada
para bangsa kolonial Belanda. Oleh sebab itu maka orang-orang pribumi hanya mampu bersekolah
sampai angka 2 (sekarang kelas 2) yang hanya diajari berhitung, membaca dan menulis. Dengan
propaganda itu Belanda sukses menundukkan rakyat pribumi menjadi kaum papa yang vacum kontinyu
(diam yang menerus) seakan tidak ada harapan menjadi bangsa yang merdeka dan hidup mandiri.
Hal seperti itu mirip keadaan rakyat Mesir yang juga mengalami masa penjajahan yang
tiran oleh Raja Fir'aun dengan konsep Kapitalisme sebagai Dasar tujuan hidup. Fir'aun yang sangat
berkuasa sehingga mengklaim dirinya sendiri sebagai seorang yang multi talent sehingga ia melakukan
apa pun yang dikehendakinya. Kekuasaannya yang tiranik dan hegemonik ingin mencengkeram dan menguasai
seluruh rakyatnya. Semuanya harus tunduk dan menghamba pada kekuasaanya.[1]
Oleh sebab itu kaum papa yang masih sangat tertindas oleh kepemimpinannya. Sang kapitalis menciptakan sistem
yang fatal bagi kehidupan banyak masyarakat dunia. Pada saat itu lahir sang teolog Karl Marx dan mengeluarkan teori Marxisme yang mendebat kapitalisme yang serupa imperialisme. Kaum Marxis mengeluarkan gagasan tentang konsumsi rendah, kelebihan produksi dan kelebihan tabungan merupakan sumber utama dari ekspansi kapitalis demi survival dan akibatnya melahirkan krisis tak terelakkan dan metamorfosis menjadi sosialis.[2]
Seorang manusia yang sangat berjasa dalam sejarah kehidupan dunia & memperjuangkan kaum dhu'afa. Dialah Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam. Beliau adalah tipikal nabi yang memiliki beberapa karakter perjuangan sekaligus: yakni menentang ketidakadilan dan penindashasan terhadap kaum papa dalam masyarakat, membangun pola hidup sederhana sebagai budaya tandingan(counter culture) atas hedonisme, konsumtivisme dan hidup bersama orang
miskin dan tertindas.
Oleh sebab itu kaum miskin akan tetap saja miskin bila tidak ada seseorang atau kelompok yang merevisi keadaan sosial masyarakat, karena kaum miskin mudah diombang-ambing dengan materi bahkan mereka rela menjual tuhan dan agamanya sendiri. Wallahu'alam
[1][2] Teologi Neo-Al-maun, Zakiyudin Baidhawi
Kaum papa
Written By IMM Komisariat Pelopor UIN Maliki Malang on Kamis, 08 Maret 2012 | 15.51
Silahkan baca juga
Masukkan email kamu untuk berlangganan berita ini click here, Fastabiqul khairot.
0 komentar:
Posting Komentar